Alat-alat Optik







ALAT-ALAT OPTIK

Mata

Mata merupakan salah satu indra manusia yang berfungsi untuk melihat. Dengan mata, kita dapat melihat benda di sekitar. Pada pembahasan sebelumnya, mata dapat melihat sebuah benda karena adanya pantulan berkas cahaya dari sebuah benda yang menuju mata. Pada mata terdapat lensa yang berfungsi untuk mengatur bayangan benda agar tepat jatuh di retina. Karena mata bekerja berdasarkan pada prinsip pembiasan lensa, maka mata adalah sebuah alat optik.
Mata

Bagian-Bagian Mata

Sebagai salah satu alat optik, bagian-bagian mata bekerja berdasarkan pada sifat-sifat cahaya. Perhatikan gambar bagian-bagian mata berikut ini!

Kornea
Kornea merupakan lapisan terluar yang jernih dan berfungsi sebagai pelindung.
Cairan berfungsi membiaskan cahaya yang masuk ke mata.
Iris atau selaput pelangi atau anak mata
Iris berfungsi untuk mengatur cahaya yang masuk ke mata dan memberi warna mata.
Oleh karena itu, kita kenal ada orang bermata biru atau bermata coklat.

Pupil
Pupil berupa lubang atau celah yang dibentuk iris. Lubang pupil diatur oleh iris
sesuai dengan banyak sedikitnya cahaya yang mengenai mata. Bila ditempat remang-
remang, pupil akan membesar agar cahaya yang masuk ke mata lebih banyak dan
sebaliknya.
Lensa Mata
Lensa mata berupa lensa cembung yang terbuat dari bahan bening, berserat dan
kenyal.

Otot siliar atau siliari
Otot siliar berfungsi mengatur bentuk lensa sesuai dengan jarak benda. Apabila
benda yang dilihat jauh, maka otot akan mengendor sehingga bentuk lensa akan
memipih, sebaliknya bila benda yang dilihat dekat maka otot akan meningkatkan
kecembungan lensa.

Retina
Retina merupakan tempat bayangan yang dihasilkan oleh lensa mata. Agar dapat
melihat bayangan dengan tajam, maka bayangan harus tepat di bagian retina yang
disebut bintik kuning. Karena bayangan bersifat nyata, maka bayangan benda di
ruang II dari lensa mata.

Saraf Optik
Saraf optik berfungsi untuk mengirim sinyal ke otak.

Proses Pembentukan Bayangan Pada Mata

Mata normal dapat melihat dengan jelas segala sesuatu yang berada pada jarak 25 cm di depan mata sampai di tak terhingga. Pada saat mata melihat sebuah benda yang dekat, lensa mata akan berkontraksi menjadi lebih cembung. Sedangkan pada saat melihat benda-benda di kejauhan, lensa mata berelaksasi sehingga lensa mata menjadi semakin pipih. Hal itu dilakukan agar bayangan benda tepat jatuh di daerah sekitar bintik kuning pada retina. Kemampuan lensa mata untuk berkontraksi dan berelaksasi disebut daya akomodasi mata.

Proses Pembentukan Bayangan Pada Mata
Proses Pembentukan Bayangan Pada Mata

Jarak terjauh sebuah benda yang masih dapat dilihat oleh mata disebut titik jauh. Sedangkan, jarak terdekat suatu benda yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata disebut titik dekat.

Daya Akomodasi Mata

tepat pada retina. Kita tahu bahwa jarak antara retina dengan lensa cenderung tetap, sedangkan jarak benda dengan mata selalu berubah. Agar bayangan tetap jatuh pada retina, maka lensa mata akan menyesuaikan dengan letak benda yang dilihat.

Daya Akomodasi Mata
Daya Akomodasi Mata

Ketika mata melihat benda jauh, lensa mata paling pipih sehingga jarak fokusnya paling besar. Dalam kondisi ini mata dikatakan relaks atau tidak berakomodasi (gambar a). Adapun saat mata melihat benda dekat, otot siliar akan menegang yang menyebabkan lensa mata menjadi lebih cembung sehingga jarak fokusnya lebih pendek. Pada saat itu mata dikatakan berakomodasi maksimum (gambar b). Kemampuan lensa untuk menebal atau memipih atau mengubah kecembungan lensa disebut daya akomodasi.

Titik Dekat (Punctum Proxium = PP) dan Titik Jauh (Punctum Remotum = PR)


Mata dapat melihat dengan jelas bila benda berada dalam jangkauan penglihatan yaitu antara titik dekat sampai dengan titik jauh. Titik dekat adalah jarak terdekat antara benda dengan mata yang benda tersebut dapat terlihat dengan jelas ketika mata berakomodasi maksimum. Titik dekat manusia berubah-ubah sesuai usia. Makin tua usia, maka titik dekat mata makin besar. Untuk orang dewasa normal titik dekat mata + 25 cm.

Tititk dekat titik jauh mata
Titik jauh adalah jarak terjauh antara benda dengan mata di mana benda tersebut dapat terlihat dengan jelas ketika mata tak berakomodasi. Untuk mata normal titik jauh mata adalah tak terhingga (∞).

Keadaan Mata

Keadaan mata dapat dibedakan menjadi mata normal dan mata cacat. Bagaimana keadaan lensa mata kita pada saat melihat benda yang sangat jauh? Apakah mata berakomodasi pada saat tersebut? Jika mata kita melihat benda yang paling dekat maka lensa mata dalam keadaan paling tebal. Dikatakan mata kita sedang berakomodasi maksimum pada saat tersebut.
.

Keadaan Mata
Titik jauh (punctum remotum) adalah titik paling jauh yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata yang tidak berakomodasi. Titik dekat (punctum proximum) adalah titik paling dekat yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata yang berakomodasi maksimum.

Keadaan Mata Normal (Emetropi)

Untuk mata normal, mempunyai titik dekat kurang lebih 25 sentimeter dan titik jauh tak terhingga (jauh sekali). Pada mata normal (emetropi), titik jauhnya berada di tak berhingga dan titik dekatnya sekitar 15 cm sampai 25 cm. Berapa jarak baca matamu? Tahukah kita, jarak baca yang paling baik untuk membaca?

Keadaan Mata Cacat(Ametrop)

Cacat mata yang diderita oleh seseorang dapat disebabkan oleh kerja mata yang terlalu forsir atau cacat sejak lahir. Ada tiga cacat mata, yaitu rabun jauh, rabun dekat, dan mata tua. Ada orang-orang yang titik jauhnya terbatas atau titik dekatnya menjauh. Hal ini dikarenakan kelemahan (cacat) mata. Ada beberapa macam cacat mata, yaitu rabun jauh (miopi), rabun dekat (hipermetropi), dan rabun tua (presbiopi).

Jenis Cacat Mata

1. Rabun jauh (miopi)
Rabun jauh adalah cacat mata tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang jauh letaknya. Hal ini disebabkan lensa mata tidak dapat memipih sempurna sehingga titik jauh tidak terletak di tak berhingga, tetapi di tempat yang dekat.

Rabun jauh (miopi)
Cacat mata miopi disebabkan lensa mata terlalu cembung atau bola mata terlalu lonjong. Dengan demikian, bayangan benda pada jarak baca jatuh di depan retina.

2. Rabun dekat (hipermetropi)
Rabun dekat adalah cacat mata tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang dekat letaknya. Hal ini disebabkan lensa mata tidak dapat dicembungkan sempurna sehingga titik dekatnya lebih besar dari 25 cm.

Rabun dekat (hipermetropi)
Cacat mata hipermetropi disebabkan lensa mata kurang dapat dicembungkan atau bola mata terlalu pipih. Dengan demikian, bayangan dari benda yang terletak pada jarak baca normal jatuh di belakang retina.

3. Cacat mata tua (presbiopi)
Mengapa banyak orang tua memakai kacamata pada usia tuanya? Rabun tua adalah cacat mata yang disebabkan usia tua sehingga daya akomodasi mata sudah berkurang. Akibatnya, mata tidak dapat mencembung atau memipih secara sempurna. Jadi, mata tidak dapat melihat benda yang jauh maupun benda yang dekat letaknya. Kondisi cacat mata tua ini disebabkan oleh keadaan mata dengan daya akomodasi yang sudah lemah

Kacamata

Kacamata adalah alat optik yang berfungsi untuk membantu penderita cacat mata seperti rabun jauh, dan rabun dekat. Kacamata berfungsi membantu mata yang cacat agar fungsinya kembali layaknya mata normal.

Jenis Kacamata

Kacamata
Kacamata dua fokus

Kacamata Untuk Rabun Jauh (Miopi=Terang Dekat)

Untuk cacat ini bayangan dari objek yang letaknya jauh jatuh di depan retina. Agar bayangan jatuh di retina sinar yang masuk pada lensa mata harus menyebar. Untuk itu di depan mata harus diberi lensa cekung (divergen). Jadi, untuk mata miopi dapat ditolong dengan kacamata berlensa cekung (negatif).

Setelah memakai kacamata berlensa cekung, objek yang letaknya jauh (s = ~) akan membentuk bayangan maya di titik jauh mata tersebut. Ini berarti s′ = –pr. Dengan demikian apabila titik jauh mata tersebut diketahui, ukuran kacamata yang harus dipakai (agar orang tersebut dapat melihat jauh) dapat ditentukan menggunakan rumus lensa.

Catatan:

Kekuatan lensa yang dipakai dapat juga ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Rumus Kacamata Untuk Rabun Jauh

pr = punctum remotum (titik jauh)

Kacamata Untuk Rabun dekat (Hipermetropi = Terang Jauh)

Untuk cacat ini bayangan dan objek yang terletak pada jarak baca (titik dekatnya) jatuh di belakang retina. Agar bayangan jatuh di retina sinar yang masuk pada lensa mata, titik dekat harus lebih mengumpul. Untuk itu di depan mata harus diberi lensa cembung (konvergen). Jadi, untuk mata hipermetropi dapat ditolong dengan kacamata berlensa cembung.

Setelah memakai kacamata berlensa cembung, objek yang terletak pada jarak baca (s = 25 cm) akan membentuk bayangan maya yang terletak pada titik dekat mata tersebut. Ini berarti s′ = – sn. Dengan demikian apabila titik dekat mata tersebut diketahui, ukuran kacamata yang harus dipakai agar dapat membaca pada jarak baca normal dapat ditentukan dengan rumus lensa sebagai berikut.

rumus lensa Hipermetropi
Kekuatan lensa dapat juga ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Kacamata Untuk Rabun dekat (Hipermetropi = Terang Jauh)
pp = punctum proksimum (titik dekat = sn)

Kacamata Untuk Mata Tua (Presbiopi)

Mata orang lanjut usia (orang tua) mempunyai kelemahan ganda, yaitu titik dekatnya lebih jauh dan titik dekat mata normal (sn >25 cm), titik jauhnya lebih pendek dan titik jauh mata normal. Kedua hal tersebut disebabkan daya akomodasinya sudah lemah. Oleh karena itu, mata tua harus ditolong dengan kacamata berlensa rangkap (bivokal). Kekuatan kacamata tersebut sesuai dengan kekuatan lensa penolong mata miopi dan hipermetropi (bagian bawah positif, bagian atau negatif).

Sebenarnya masih ada cacat mata yang lain, yaitu aberasi sferik. Cacat ini dapat ditolong dengan kacamata berlensa silinder.

Kamera

Kamera merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan bayangan fotografi pada film negatif. Pada dinding muka kamera terdapat lubang kecil yang berguna untuk memasukkan berkas-berkas cahaya dengan melewati lensa positif yang disebut lensa objektif. Melalui lensa objektif tersebut, terbentuk bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil pada film negatif.

Kamera
Kamera

Bagian Kamera

Kamera terdiri atas sebuah lensa cembung, diafragma, dan film. Lensa pada kamera dapat diubah-ubah letaknya sedemikian agar bayangan yang dibentuk lensa selalu terletak tepat pada film.

Kertas Film Kamera

Kertas film terbuat dari cellulose yang dilapisi perak bromina (AgBr). AgBr mempunyai sifat jika terkena sinar matahari atau sinar lampu akan menjadi hitam setelah diproses. Jadi, setelah film diproses, benda berwarna putih akan menjadi hitam. Sebaliknya, benda hitam akan menjadi putih. Oleh karena itu, film dikatakan negatifnya.

Untuk membuat positifnya atau gambar potret, negatif film dicetak pada kertas potret. Untuk mengatur banyak sinar yang masuk ke dalam kamera digunakan diafragma, yaitu semacam celah yang dapat diatur besar kecilnya. Sifat bayangan yang dibentuk kamera adalah nyata, terbalik, dan diperkecil.

Prinsip Kerja Kamera

Prinsip Kerja Kamera
Untuk membentuk bayangan yang jelas, jarak bayangan harus diatur besar kecilnya, yaitu dengan cara menggeserkan lensa objektif ke dalam atau ke luar. Untuk mengatur kekuatan cahaya dipergunakan sebuah diafragma yang dapat diatur besar kecilnya. Sebagai pelat film dipakai pelat celluloid yang dilapis dengan lapisan gelatin dengan perak-bromida yang menghasilkan negatifnya. Setelah dicuci, negatif tersebut dipakai untuk mendapatkan gambar positif pada kertas potret, yaitu kertas yang ditutup dengan lapisan tipis kolodium yang dicampuri perak-klorida. Kalau gambar yang ditimbulkan itu pada sebidang kaca atau film dinamakan diapositif.

Kamera Digital

Kamera Digital
Kamera digital adalah kamera yang mengoperasikannya dengan sistem digital. Kamera ini tidak menggunakan film dalam bentuk rol, melainkan menggunakan kartu memori (memory card). Gambar-gambar yang sudah terbentuk dalam kamera dapat dihapus secara otomatis karena pada kamera ini dilengkapi dengan berbagai sarana. Misalnya, mendekatkan gambar, menghapus gambar, dan menggerakkan gambar. Untuk mencetak gambar foto yang dihasilkan, kamera ini dihubungkan dengan komputer. Di dalam komputer, gambar foto dapat diperbesar atau diperkecil sesuai dengan yang dikehendaki, sehingga kamera digital lebih praktis.

Lup (Kaca Pembesar)

Lup (kaca pembesar) merupakan alat optik yang menggunakan lensa bikonveks. Lup atau yang sering disebut kaca pembesar tersusun dari sebuah lensa cembung. Biasanya, lup digunakan untuk mengamati benda-benda yang kecil.

Lup (Kaca Pembesar)

Lup (Kaca Pembesar)
Benda yang diamati dengan lup diletakkan di antara fokus dan lensa sehingga bayangan yang terbentuk bersifat maya, tegak, dan diperbesar. Jika mata mengamati benda dengan berakomodasi maksimum, bayangan terletak di titik dekatnya. Jika mata tidak berakomodasi, bayangan terletak di titik jauhnya.

Melihat Benda Kecil Tanpa Lup (Kaca Pembesar)

Melihat Benda Kecil Tanpa Lup (Kaca Pembesar)
Untuk dapat melihat benda yang kecil tanpa menggunakan lup (kaca pembesar), maka kita harus meletakkan mata kita sedekat mungkin dengan benda yan akan dilihat tersebut agar diperoleh sudut pandang yang sebesar-besarnya dan mata berakomodasi maksimum.

Melihat Benda Kecil Menggunakan Lup (Kaca Pembesar)

Melihat Benda Kecil Menggunakan Lup (Kaca Pembesar)
Namun, karena titik dekat kita berada pada jarak ± 25 cm, maka kita tidak dapat meletakkan mata kita lebih dekat lagi. Karena itu digunakan sebuah alat optik yang menggunakan lensa bikonveks yang disebut lup. Benda diletakkan di antara titik fokus lup dan titik pusat optik lup, sehingga bayangan yang terbentuk maya dan diperbesar. Lup digunakan untuk mengamati benda-benda kecil agar tampak besar dan jelas. Ada dua cara dalam menggunakan lup, yaitu dengan mata berakomodasi dan dengan mata tak berakomodasi.

Mata Berakomodasi Maksimum

Menggunakan lup dengan mata berakomodasi maksimum Pada saat mata belum memakai lup, sebuah benda akan tampak paling jelas jika benda diletakkan paling dekat pada titik dekat mata tersebut (s = sn). Dengan demikian, mata melihat benda dengan sudut pandang a. Agar benda tampak lebih besar dan jelas perlu dipergunakan lup. Benda yang diamati harus diletakkan pada jarak kurang dari jarak titik api lup tersebut (s< f). Untuk mata yang menggunakan lup dengan berakomodasi maksimum, bayangan yang terjadi adalah maya, tegak, lebih besar, dan terletak pada titik dekat mata tersebut sehingga s′ = – sn. Dengan memakai lup, mata melihat benda dengan sudut pandang b. Dengan demikian, terjadi perbesaran yang disebut perbesaran sudut (anguler) = γ (gamma). Hal itu secara matematis dapat ditulis sebagai berikut. γ = \frac{\beta }{\alpha }Karena sudut-sudutnya kecil, dapat ditulis : \gamma =\frac{tg\beta }{tg\alpha }=\frac{\textit{h/s}}{\textit{h/s}_{n}} Karena s=\frac{s_{n}f}{s_{n}+f} maka \gamma =\frac{s_{n}}{f}+1

Mata Tak Berakomodasi

Mengamati benda dengan menggunakan lup dan dengan mata berakomodasi secara terus-menerus akan melelahkan mata. Oleh karena itu, pengamatan dapat dilakukan dengan mata tak berakomodasi. Menggunakan lup dengan mata tak berakomodasi, benda yang diamati harus diletakkan di titik fokus lup tersebut (s = f). Seperti pada gambar berkut. Menggunakan lup dengan mata tak terakomodasi Lup untuk mata tak berakomodasi s= f
\gamma =\frac{s_{n}}{f}  adalah rumus perbesaran anguler lup untuk mata tidak berakomodasi

Mikroskop, Fungsi Dan Pemakaian Mikroskop

Mikroskop adalah alat untuk mengamati benda-benda yang sangat kecil. Mikroskop memiliki dua lensa cembung, yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Lensa objektif adalah lensa yang dekat dengan objek atau benda yang akan diamati. Lensa okuler adalah lensa yang dekat dengan mata pengamat. Jarak antara lensa objektif dan lensa okuler disebut panjang mikroskop. Fungsi Mikroskop

Fungsi Mikroskop

Mikroskop merupakan alat optik yang berfungsi untuk mengamati benda-benda renik seperti penampang daun, akar bakteri, dan sel-sel. Benda yang akan diamati diletakkan dekat dengan lensa objektif yang membentuk bayangan nyata, diperbesar, dan terbalik. Bayangan yang dibentuk lensa objektif merupakan benda untuk lensa okuler dan bayangan yang dibentuk okuler akan dilihat oleh mata. Bayangan benda yang dibentuk lensa objektif akan menjadi benda untuk lensa okuler. Perbesaran yang diperoleh adalah perbesaran lensa objektif dikalikan perbesaran okuler. Lensa okuler merupakan lup dalam pengamatannya. Agar benda yang diamati dapat kelihatan besar sekali dan mikroskop tidak terlalu panjang, f objektif dibuat lebih pendek dari f okuler (lensa objektif lebih kuat daripada lensa okuler). Benda yang akan diamati diletakkan di depan lensa objektif antara titik F dan 2F atau (f < s < 2f). Bayangan yang dibentuk lensa objektif dianggap benda oleh lensa okuler. Lensa okuler berfungsi sebagai lup.

Pemakaian Mikroskop

Dalam pemakaian sehari-hari posisi mikroskop biasanya tegak sehingga sumbu utama mikroskop tersebut juga tegak. Akan tetapi, untuk mempermudah dalam mengikuti jalannya sinar, sumbu utama mikroskop dilukis mendatar. Pengamatan menggunakan mikroskop dapat dilakukan dengan mata berakomodasi maksimum dan mata tak berakomodasi.

1. Mata berakomodasi maksimum

Perhatikan gambar a di bawah ini. Oleh karena lensa okuler berfungsi sebagai lup, untuk pengamatan dengan mata berakomodasi maksimum, lensa okuler diatur demikian agar bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif jatuh di antara titik 0 dan F lensa okuler. Menggunakan mikroskop dengan mata berakomodasi maksimum Dengan demikian, perbesaran anguler dapat dicari sebagai berikut. γ = M(objektif) x M(okuler) karena γ lup =\frac{S_{n}}{f}+ 1, maka γ =\frac{S_{S'_{ob}}}{S_{ob}}\left ( \frac {S_{n}}{f_{ok}} +1\right ) (rumus perbesaran mikroskop untuk mata berakomodasi maksimum) Panjang mikroskop dapat dinyatakan: L = S′(ob) + S(ok)

2. Mata tak berakomodasi

Perhatikan gambar dibawah. Oleh karena lensa okuler berfungsi sebagai lup, untuk pengamatan dengan mata tak berakomodasi, lensa okuler harus digeser demikian agar bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif jatuh pada F (titik fokus) lensa okuler. Dengan demikian, perbesaran angulernya dapat dicari sebagai berikut. γ = Mobjektif x Mokuler → karena γ lup =\frac{S_{n}}{f}, maka γ = \frac{S_{S'_{ob}}}{S_{ob}}\text{ x }\frac {S_{n}}{f_{ok}} (rumus perbesaran mikroskop untuk mata tak berakomodasi) Panjang mikroskop dapat dinyatakan: L = s′(ob) + f(ok)

Menggunakan mikroskop dengan mata tak berakomodasi
Menggunakan mikroskop dengan mata tak berakomodasi

Teropong

Teropong merupakan alat yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang letaknya jauh agar kelihatan lebih dekat dan jelas. Ada beberapa jenis teropong. Dipandang dari letak objeknya dapat dibedakan menjadi teropong bintang dan teropong medan.

Jenis-Jenis Teropong

eropong dibagi menjadi 2, yaitu: 1.Teropong bias, terdiri atas beberapa lensa 2.Teropong pantul, terdiri atas beberapa cermin dan lensa. Untuk teropong bias masih terbagi menjadi beberapa jenis antara lain : 1.Teropong bintang 2.Teropong bumi 3.Teropong prisma 4.Teropong panggung Pada teropong bias panjang fokus objektifnya lebih besar daripada panjang fokus okulernya.

Teropong Bintang

Teropong bintang disebut juga teropong astronomi. Teropong ini digunakan untuk mengamati bintang-bintang di langit dan pengamatannya berlangsung berjam-jam. Oleh karena itu, agar mata tidak cepat lelah, maka pengamatan dilakukan dengan mata tak berakomodasi. Pembentukan bayangan yang dibentuk oleh teropong bintang kira-kira dapat dilihat seperti gambar berikut. Pembentukan bayangan pada teropong bintang Perbesaran bayangannya : M=\frac{f_{ob}}{f_{ok}} Panjang teropong : d = fob + fok Sifat bayangan : maya, terbalik, diperbesar

Teropong Bumi

eropong bumi menggunakan 3 buah lensa cembung yang berfungsi sebagai okuler, objektif dan pembalik, semuanya terbuat dari lensa cembung. Fungsi lensa cembung hanya membalik bayangan yang dihasilkan lensa objektif tanpa mengubah ukuran bayangan. Oleh karena itu benda bagi lensa pembalik harus terletak di 2F. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut! Pembentukan bayangan pada teropong bumi Perbesaran bayangannya :M=\frac{f_{ob}}{f_{ok}} Panjang teropong : d = fob + 4 fp + fok Sifat bayangan : maya, tegak, dan diperbesar

Teropong Prisma

Teropong prisma disebut juga teropong binokuler karena menggunakan dua buah lensa okuler. Pembalik untuk teropong prisma menggunakan prisma yang fungsinya sama dengan lensa pembalik. Oleh karena itu, teropong prisma lebih pendek seperti gambar di samping ini. Teropong Prisma (Teropong Binokuler)

Teropong Panggung

Teropong ini hampir sama dengan teropong bumi, hanya saja lensa pembalik dan lensa okulernya menggunakan 1 lensa cekung. Maksudnya 1 lensa cekung berfungsi sebagai pembalik sekaligus lensa okuler. Replika teleskop Galileo seperti gambar berikut. Teleskop Galileo Untuk menggambarkan pembentukan bayangan teropong tersebut seperti di bawah ini. Pembentukan bayangan pada teropong panggung Perbesaran bayangannya :M=\left | \frac{f_{ob}}{f_{ok}} \right | Panjang teropong : d = fob + fok ( Nilai fok harus negatif) Sifat bayangan : maya, tegak, dan diperbesar

Proyektor

Proyektor adalah produk teknologi ciptaan manusia yang menerapkan teknologi optik dalam pembentukan bayangan. Proyektor berfungsi untuk memperbesar dan menampilkan bayangan yang nyata pada layar.

Jenis Proyektor

Proyektor terdiri dari 2 jenis yaitu proyektor diaskop (diaskop projector) dan overhead projector (OHP).

1. Proyektor Diaskop (Diaskop Projector)

Proyektor diaskop adalah alat untuk memproyeksikan gambar diapositif sehingga terbentuk bayangan nyata pada layar. Alat ini terdiri dari sebuah cermin cekung sebagai reflektor (pemantul) dan dua buah lensa cembung masing-masing sebagai kondensor (membuat sinar sejajar) dan sebagai proyektor (memperbesar gambar bayangan).
Proyektor Diaskop (Diaskop Projector)
Pada proyektor diaskop, titik pusat kelengkungan cermin berimpit dengan titik api lensa kondensor dan di titik itu dipasang lampu yang terang. Sinar yang dipancarkan lampu diubah oleh lensa kondensor menjadi berkas sinar sejajar yang tepat menerangi benda diapositif. Benda tersebut merupakan benda untuk lensa proyektor yang menghasilkan bayangan nyata, terbalik, diperbesar, dan terletak di layar. Perbesaran hanya terjadi oleh lensa proyektor sehingga terlihat seperti pada gambar berikut :
Pembentukan Bayangan pada proyektor Diaskop
Pembentukan bayangan pada proyektor diaskop
M = \frac{S_{i}}{S_{o}}
Di bioskop, gambar diapositif disambung dengan perubahan gerak. Akibatnya, bayangan pada layar tampak hidup. Kesan hidup ini akibat bayangan iring, yaitu kesan yang diterima retina, kemudian disimpan kira-kira 0,05 detik setelah bayangan itu hilang. Sebelum kesan bayangan pertama hilang, bayangan kedua telah mengikutinya, begitu seterusnya. Akibatnya, kesan terhadap kedua bayangan menjadi satu.

2. Overhead Projector (OHP)

OHP adalah alat untuk memproyeksikan benda tembus cahaya. Cara kerja OHP seperti diaskop. Alat ini sering dipakai karena memiliki beberapa kelebihan, yaitu dapat dipakai dalam ruangan terang dan benda yang diproyeksikan adalah gambar atau tulisan tangan dengan spidol pada kertas plastik atau kertas transparan.
Overhead Projector (OHP)
Overhead Projector (OHP)
Proses pembentukan bayangan pada proyektor OHP
Proses pembentukan bayangan pada proyektor OHP
IPA SMP ONLINE © 2015 by Teguh Wirwan.All Rights Reserved


MATERI  PELAJARAN

Postingan populer dari blog ini

TRANSPORTASI TUMBUHAN

Sistem Gerak Manusia

BESARAN FISIKA DAN PENGUKURAN